Sabtu, Oktober 10, 2009

tugas SBM

1. Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :

a. Membuat siswa pasif

b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa

c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)

d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.

f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

a. Guru mudah menguasai kelas.

b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar

c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

a. Mendorong siswa berpikir kritis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.

d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :

a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan

b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :

a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

3. Metode demontrasi ( Demonstration method )

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.

b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .

c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :

1). Penyampaian materi oleh guru.

2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.

3). Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

5. Metode resitasi ( Recitation method )

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :

a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :

a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.

b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

7. Metode Karya Wisata ( Study tour method )

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :

a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :

a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.

e. Biayanya cukup mahal.

f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan ( projeck method )

yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.

b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.

c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.

d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

13. Metode Bagian ( Teileren method )

yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )

yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

C. Perbandingan Ciri Khas Metode Mengajar

Metode Sifat Materi Tujuan Keunggulan Kelemahan

CeramahDemonstrasiDiskusi Informatif, faktualPrinsipal,faktual,keterampilanPrinsipal, konseptual, keterampilan Pemahaman PengetahuanPemahaman aplikasiPemahamanAnalisis, sintesis,Evaluasi, aplikasi Lebih banyak materi yang tersajiSiswa berpengalamanDan berkesan mendalam.Siswa aktif, berani dan kritis Siswa pasifLebih banyak alat dan biayaMemboroskan waktuDidominasiSiswa yangpintar

Metode mengajar yang dimiliki pendidik usahakan divariasikan, agar siswa-siswi dalam kelas yang tipe belajarnya pasti beragam itu dapat menerima, mencerna, menguasai materi yang diberikan oleh pendidik seefisien dan seefektif mungkin. Bagaimana agar yang kita harapkan itu menjadi kenyataan ? Salah satu solusinya adalah pendidik disamping menguasai beberapa metode mengajar, harus tahu juga tipe belajar para siswanya. Supaya sinkron antara metode mengajar pendidik dengan tipe belajar peserta didik. Artinya metode yang digunakan dalam megajar telah disesuaikan dengan tipe belajar peserta didik. Misal tipe belajar siswa visual, maka akan lebih mudah dicerna oleh siswa apabila guru mengajar dengan slide, makalah, atau digambarkan langsung di papan tulis. Untuk itu mari kita lihat beberpa tipe belajar siswa .http://re-searchengines.com/art05-65.html
Tanggal 22sept
Metode ceramah.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah.

Dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (TIK), ada beberapa motode yang umum digunakan, diantaranya adalah :

a. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.

c. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.

Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.

d. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan pembelajaran analisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.

Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.

Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.

f. Metode Tutorial/Bimbingan

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.

Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya

Penyelenggaraan metoda tutorial dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:

- Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.

- Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok.

- Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan problemanya.

- Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri.

Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa yang sedang mengoperasikan alat-alat yang belum biasa digunakan.http://caesartoko-online.blogspot.com/2009/08/macam-macam-metode-pembelajaran.html

METODE CERAMAH


Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
 
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.

 
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tatapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).

 
Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:

Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contob: di suatu kelas SMP, guru mengajarkan Sejarah terbentuknya candi Borobudur. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia bukti yang menggambarkan sejarah candi tersebut. Maka tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.


Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur slswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.


Kalau guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah pembicaraan yang bersemangat akan mcnggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad baru. Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.


Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah. Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.


Kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa telah sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata kata. Untuk itu guru akan menjelaskan perbedaan antara fonetik dan fonemik dengan berbagai contoh.

Kelebihan dan kelemahan metode ceramah :



Kelebihan :

Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas :
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
 

Organisasi kelas sederhana :
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.

Kelemahan :

Guru tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
 

Kata-kata yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka dan mahaiswa UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud pembicaraan akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak seperti “keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa tidak sama pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan dalam caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis.

Mempersiapkan bahan ceramah yang efektif


Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:

Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.


Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.

Dapat menangkap perhatian siswa

Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleb berguna bagi kehidupan mereka.


Menanamkan pengertian yang jelas. Hal inmi dapat dilaksanakan dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah : guru memulai pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh. Atau guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
 

Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.

METODE TANYA-JAWAB


Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.


Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:

Corak pertanyaan yang diajukan guru.

Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.

Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.

 

Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :

Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu

Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa

Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.

Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :


Kelebihan :

Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja

Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa

Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.

Kelemahannya :

Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.

Mernbutuhkan waktu lebih banyak.

METODE DISKUSI


Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.


Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.


Penggunaan metode diskusi :


Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban yang benar.


Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:

Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.

Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan membandingkan”.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.

Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.

Peranan guru atau pemimpin diskusi:


Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para peserta diskusi saling bertentangan pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi berakhir tanpa adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi, mereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.


Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah sebagai:


a) Pengatur lalu lintas
b) dinding penangkis
c) penunjuk jalan.


Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas :

Sebagai seorang pemimpin ia berhak:

Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka

Menjaga agan tidak semua anggota berbicara serempak

Mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara

Membuka kesempatan bagi para anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.

Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleti pendengar.

Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong anggota yang pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.


Pemimpin sebagai dinding penangkis :


Dalam:peran ini diibaratkan seseorang pemain tenis yang berlatih memukul bola ke dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dan para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila sudah memperoleh jawaban maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk memintakan pendapat mereka. Pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan ini pemimpin atau guru dapat bertindak sebagai penasehat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat di lanjutkan.


Pemimpin sebagai penujuk jalan :


Dalam suatu diskusi sering terjadi para siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila tenjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:

Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila penlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.

Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak mengetahui dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.

Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagaimana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah?
Selama diskusi pemimpin atau guru kelas meihat adanya sejumlah jawaban yang dianggap menupakan jawaban yang setepat-tepatnya.

Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?

Tindakan apakah yang sudah direncanakan? Siapakah yang melaksanakan dan bilamana?

Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :


Kebaikan :

Siswa belajar bermusyawarah

Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing.

Belajar menghargai pendapat orang lain.

Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

Kekurangan/kelemahan :

Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.

Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.

Membutuhkan waktu cukup banyak.

METODE KERJA KELOMPOK


Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.


Penggunaan metode kerja kelompok :

Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.


Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.


Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.


Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.


Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.



Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.

Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :


Kelebihan :

Dapat memupuk nasa kenjasama.

Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.

Adanya persaingan yang sebat.

Kelemahan :

Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.

Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.

METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN


Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.


Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.


Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.


Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :

Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu”

Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya"

Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya”

Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya”

Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik”

Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa”

Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu”

Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi :


Kelebihan:

Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.

Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.

Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.

Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.

Kelemahan:

Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.

Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.

Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen :


Kelebihan:

Siswa aktif mengalami sendiri.

Siswa dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterirna.

Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir iImiah.

Kelemahan:

Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.

Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.

Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil eksperimen tersebut.

METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN


Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya.


Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode “sosiodrama” yang merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.


Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan.


Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan. Permainan peranan ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa. Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.


Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.


Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya langkah langkah dalam metode ini.


Kelebi/tan dan kelemahan sosiodrama :
 

Kelebihan:

Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)

Memupuk kerjasama antara siswa.

Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.

Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.

Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.

Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.

Kelemahan:

Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.

Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.

METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI


Metode ini mengandung tiga unsur ialah:

Pemberian tugas.

Belajar.

Resitasi.

Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan resitasi, tugas yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi lebih luas daripada home-work. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan ialah:

Mempunyai unsur tugas.

Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya.

Mempunyai unsur didaktis pedagogis.

Tujuan pemberian tugas :


Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler, maupun ekstra kurikuler.


Penggunaan metode resitasi :


Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:

Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.

Melatih siswa ke arah belajar mandiri.

Siswa dapat membagi waktu secara teratur.

Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.

Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.

Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.

Kelebihan dan kelemahan :


Kelebihan :

Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak.

Memupuk rasa tanggung jawab.

Memperkuat motivasi belajar.

Menjalin hubungan antara sekolah dengan keluarga.

Mengembangkan keberanian berinisiatif.

Kelemahan :

Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua.

Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.

Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.

Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.

Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.

METODE DRILL (LATIHAN)


Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.


Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.


Drill wajar digunakan untuk :

Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).

Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.

Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

Lama latthan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Selingilah latihan agar tidak membosankan.

Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

Kelebihan dan kelemahan :


Kelebihan :

Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.

Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.

Kelemahan :

Siswa cenderung belajar secara mekanis.

Dapat rnenyebabkan kebosanan.

Mematikan kreasi siswa.

Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).

METODE KARYAWISATA


Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
 

Langkah-langkah pelaksanaan :

Persiapan :
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
 

Perencanaan :

Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.

Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.

Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.

Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.

Mengurus perizinan.

Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
 

Pelaksanaan :
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.


Pembuatan laporan :
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)


Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif (naluriah) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.


Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang dalam keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara spontan mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya dalam keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan. Dalam situasi yang problematis, baik manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara "coba-coba, salah", mencoba lagi (trial and error) untuk memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah dengan rasio (akal), disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat memperluas pemecahan masalahnya di luar situasi konkret.


Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

Memahami masalah; Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia-sia.

Mengumpulkan data; Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan yang diperlukan.

Merumuskan hipotesis (jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.

Menilai hipotesis; Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah kedua.

Mengadakan eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau ketiga.

Menyimpulkan; Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Kelebihan dan kelemahan :


Kelebihan :

Mengajak siswa berpikir secara rasional.

Siswa aktif.

Mengembangkan rasa tanggung jawab.

Kelernahan :

Memakan waktu lama.

Kebulatan bahan kadang-kadang sukar dicapai.
METODE-METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh para guru. Dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan guru kepada siswa. Metode ini digunakan bila pelajaran tersebut banyak mengandung hal-hal yang memerlukan penjelasan dari guru. Metode ini hendaknya digunakan bersama-sama metode lain, seperti metode tanya-jawab. Pada metode ceramah ini, siswa dilatih untuk menjadi pendengar yang balk. Agar siswa tetap berperan secara aktif dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan metode ceramah ini, maka siswa perlu dilatih mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan, memahami suatu informasi, dan mencatatnya dengan baik. Siswa hendaknya diminta mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap informasi-informasi tertentu.
Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas penggunaanya.
Metode ceramah dapat dilakukan oleh guru :
a. Untuk memberikan pengarahan, petunjuk di awal pembelajaran.
b. Waktu terbatas, sedangkan materi / informasi banyak yang akan disampaikan.
c. Lembaga pendidikan memiliki sedikit staf pengajar, sedangkan jumlah siswa banyak.
Keterbatasan metode ceramah adalah sebagai berikut :
a. Keberhasilan siswa tidak terukur,
b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur.
c. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah.
d. Materi kurang terfokus.
e. Pembicaraan sering melantur.

2. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan cara kerja suatu benda. Benda itu dapat berupa benda sebenarnya atau suatu model. Hal-hal lain yang dapat dipertunjukkan adalah cara menggunakan alat atau serangkaian percobaan.
Yang terakhir ini dilakukan bila alat-alat yang digunakan itu jumlahnya tidak memadai, percobaan itu mengandung hal-hal yang berbahaya, atau ada alat-alat yang mudah pecah. Dalam metode ini, antara lain dapat dikembangkan kemampuan siswa untuk mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau prosedur dan mengkomunikasikannya kepada siswa-siswa lain. Demonstrasi dapat
dilakukan oleh guru atau siswa yang sudah dilatih sebelumnya.
Metode ini biasanya disatukan dengan metode eksperimen.
Pelaksanaan :
a. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja.
b. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
c. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
d. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.
e. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktik yang kita laksanakan.
f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
g. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertannyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.
h. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosial
Batasan Metode Demonstrasi
a. Akan menjadi tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b. Kurang efektif bila tidak diikuti dengan metode eksperimen
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.
d. Terkadang saat suatu alat dibawa ke kelas untuk didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses di dalam situasi nyata.
e. Bila setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta yang lain.
3. Metode Eksperimen (Praktikum)
Bila pada metode Demonstrasi, yang terlibat lebih banyak adalah guru, maka pada metode ini siswa akan lebih banyak aktif. Metode Eksperimen ialah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, merumuskan konsep, prinsip, atau hukum.
Selanjutnya, siswa pun dapat melakukan pengujian kesimpulan atau pembuktian/penelitian kembali terhadap konsep atau prinsip yang telah ditemukannya itu melalui eksperimen verikatif. Metode ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada diri siswa.
Untuk dapat melaksanakan metode ini, maka pengajar harus :
a. Memberikan penjelasan yang cukup kepada siswa selama siswa berpraktik.
b. Melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan dimulai untuk keselamatan siswa yang digunakan.
Metode ini tepat digunakan bila :
a. Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
b. Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja, atau magang.
c. Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya.
d. Kondisi praktek sama dengan kondisi kerja
e. Dapat disediakan bimbingan kepada siswa secara dekat selama praktik
f. Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa.
Keterbatasan :
a. Membutuhkan waktu panjang, karena siswa harus mendapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.
b. Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh, dan dipelihara secara terus menerus.
c. Membutuhkan pengajar yang lebih banyak, karena setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah kecil siswa.
4. Metode Proyek
Metode proyek merupakan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, membaca, meneliti, menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode proyek membahas suatu tema atau unit pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk membuat lapran dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Melalui metode ini diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun kelompok untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh, meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari, serta menyalurkan minat yang memungkinkan baik dilihat dari segi waktu atau
bahan pelajaran dari berbagai mata pelajaran.
5. Metode Diskusi
Metode diskusi ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah, memperjelas sesuatu bahan serta pelajaran dan mencapai kesepakatan. Melalui metode ini berbagai keterampilan seperti beratnya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan dapat dikembangkan.
Demikian pula keberanian mengemukakan pendapat, sikap-sikap kritis, skeptis, toleran, kemampuan mengendalikan emosi, dan sebagainya dapat dibina melalui penggunaan metode ini.
Metode ini dilaksanakan oleh pengajar bila :
a. Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan didiskusikan
b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas, atau memberikan studi khusus kepada siswa sebelum mengadakan diskusi.
c. Menugaskan siswa untuk menjelasakan, menganalisis, dan meringkas.
d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah.
e. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam berdiskusi.
f. Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu.
g. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.
Metode ini tepat digunakan bila :
a. Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar,
b. Pelajaran formal atau magang
c. Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa,
d. Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan.
e. Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi, dan kepribadian.
f. Menghadapi masalah secara berkelompok
g. Membiasakan siswa untuk beragumentasi dan berfikir rasional.
Keterbatasan :
a. Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit.
b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan.
c. Tidak tepat bila digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pelajaran baru.
d. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum.
6. Metode Widyawisata
Metode Widyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajran dengan membawa siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Metode widyawisata antara lain diterpakan karena obyek yang akan dipelajari hanya terdapat di tempat tertentu. Selain itu, pengalaman langsung dapat membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehinggga lebih ingin mendalami hal yang diminatinya dengan mencari informasi dari buku-buku sumber
lainnya serla menumbuhkan rasa cinta kepada Iingkungan alam dan lingkungan budaya.
Metode widyawisata berfungsi pula memberikan variasi belajar kepada siswa. Agar widyawisata ini dapat mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan adanya perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta adanya kegiatan tindak lanjut seperti evaluasi, pelaporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana, pemuatan karangan siswa pada koran sekolah, majalah dinding atau media lainnya, dan
sebagainya.
7. Metode Bermain peran
Metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinatif, daya ekspresi, dan penghayatan ini dilakukan dengan memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan, dan lain-lain, atau peran lainnya dari dunia hewan dan tumbuhan. Kegiatan memerankan seseorang atau sesuatu
akan membuat siswa mudah memahami dan seringkali menghayati hal-hal yang dipelajarinya.
8. Metode Tanya Jawab
Merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh siswa. Metode ini sering digunakan dalam proses belajar mengajar bersama-sama dengan metode lain. Tanya jawab ini dapat dilakukan pada awal, di tengah-tengah, atau pada akhir kegiatan belajar mengajar. Tanya jawab ini sering dilakukan pada untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang sedang atau telah
dibahas itu dipahami siswa. Dari hasil tanya-jawab, guru dapat memperjelas atau meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan pelajaran tertentu.
Dalam metode ini, dapat dikembangkan kemampuan seperti mengajukan dan merumuskan pertanyaan serta mengkomunikasikan.
Metode ini sangat tepat bila pelaksanaannya bertujuan untuk :
a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga mereka dapat melanjutkan pelajarannya.
b. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa, atau dengan perkataan lain untuk mengikut sertakan mereka.
c. Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.
Metode ini tidak wajar digunakan untuk :
a. Menilai kemajuan peserta didik.
b. Mencari jawaban dari siswa, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima.
c. Memberi giliran pada siswa tertentu.
Kebaikan metode tanya jawab adalah :
a. Tanya jawab dapat memperolah sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat menolong.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat sehingga nampak mana yang belum jelas atau belum dimengerti.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa ke arah suatu diskusi.
Kelemahannya adlah bahwa tanya jawab bis menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika kelompok siswa yang memberi jawaban atau mengajukan pertannyaan yang dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang dari pokok persoalan.
9. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan melalui pembiasaan.
10. Metode Pameran (penampilan)
Metode pameran digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan dan menjelaskan apa yang dipelajarinya. Pameran yang dimaksud dapat berupa pameran kelas atau pameran sekolah dengan memamerkan grafik, model, alat, gambar ukiran, patung, tanaman, dan hasil karya lainnya yang dibuat oleh siswanya.
Metode pameran dapat merupaan kegiatan puncak dari serangkaian kegiatan lain yang menggunakan widyawisata atau metode proyek. Pameran dapat digunakan sebagai sarana penilaian keberhasilan suatu kegiatan belajar.
11. Metode permainan
Metode permainan adalah suatu permainan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Permainan dimaksud dapat berupa tekateki, papan bergambar (sejenis ular tangga), kotak rahasia, atau kartu gambar yang dibuat oleh siswa atau oleh guru. Metode ini dapat digunakan untuk memberikan pengalaman menarik bagi siswa dalam memahami suatu konsep, menguatkan konsep
yang telah dipahami, atau memecahkan masalah. Metode ini bermanfaat karena dapat mengembangkan motivasi instrinsik, memberikan kesempatan untuk berlatih mengambil keputusan, dan mengembang pengendalian emosi bila menang atau kalah, serta lebih menarik dan menyenangkan sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran yang disajikan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai
secara tidak langsung.
Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Matematika, IPA, PPKN, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan sebagainya.
12. Metode Cerita/Kisah
Metode cerita adalah suatu cara penanaman nilai-nilai kepada siswa dengan mengungkapkan kepribadian tokoh-tokoh melalui penuturan hikayat, legenda, dongeng, dan sejarah lokal. Metode ini dapat digunakan untuk membantu penghayatan nilai dan moral serta pembentukan sikap. Hal ini terjadi karena metode ini lebih mudah untuk membawa emosi siswa ke suasana cerita sehingga siswa menjadi tertarik dan mungkin
terharu sehingga akan mempermudah pembentukan sikap.
13. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui kegiatan praktik langsung tentang pelaksanaan nilai-nilai, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini menampilkan simbol-simbol, protipe, atau peralatan yang menggantikan suatu proses, kejadian atau benda yang sebenarnya.
Metode ini dapat mengembangkan pemahaman pengetahuan dan penghayatan siswa terhadap sikap dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Yang perlu diperhatikan :
a. Pada tahap permulaan, diperlukan tingkat di bawah realitas. Siswa diharapkan mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan lain sebagainya.
b. Pada tahap pertengahan, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampilan-keterampilan.
c. Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang lebih tinggi.
d. Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya dalam kondisi nyata.
Metode ini dapat dilakukan pada situasi :
a. Semua tahap belajar
b. Pendidikan formal atau magang
c. Memberikan kegiatan-kegiatan yang analogis
d. Memungkinkan praktik dan umpan balik dengan resiko kecil.
e. Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri
Kelemahan :
a. Biaya pengembangan tinggi dan perlu waktu lama
b. Fasilitas dan alat yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh dan harga yang mahal dan pemeliharaan yang sulit.
c. Resiko sangat tinggi bagi siswa maupun pengajar
14. Metode Studi Mandiri
Metode ini berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.
Metode ini dilakukan dengan cara :
a. Memberikan daftar bacaan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya,
b. Menjelaskan hasil yang diharapkan dicapai oleh siswa pada akhir kegiatan studi mandiri.
c. Mempersiapkan tes untuk menilai keberhasilan siswa.
Metode ini sangat tepat dilakukan bila :
a. Pada tahap akhir proses belajar
b. Dapat digunakan pada semua mata pelajaran
c. Menunjang metode pembelajaran yang lain
d. Meningkatkan kemampuan kerja siswa
e. Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat atau jabatan
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain
Metode ini hanya dapat digunakan saat siswa mampu menentukan sendiri tujuannya dan dapat memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
15. Metode Pembelajaran Terprogram
Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Isi pengajaran di dalamnya harus dipecah menjadi langkah-langkah kecil, diurup secara ceramat, diarahkan untuk mengurangi kesalahan, dan diikuti dengan umpan balik segera. Siswa mendapat kebebasan untuk belajar menurut kecepatan masing masing.
Yang perlu diperhatikan saat menggunakan metode ini :
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes. Respon yang dibuat siswa selama proses belajar dimaksudkan untuk membantu belajar, bukan untuk dijadikan dasar penilaian.
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa bila ia mengalami kesulitan
d. Secara berkala, siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar.
Kapan menggunakan metode ini ?
a. Saat siswa kurang mendapatkan interaksi sosial.
b. Pada semua tahap belajar, dari permulaan sampai dengan proses akhir belajar.
c. Merupakan pelajaran formal, belajar jarak jauh, dan magang.
d. Mengatasi kesulitan perbedaan individual
e. Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan
Kelemahan :
a. Kurang fleksibel karena bahan pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap siswa melalui urutan kegiatan belajar yang sama.
b. Biaya pengembangan yang tinggi
c. Siswa kurang mendapatkan interaksi sosial.
16. Metode Latihan bersama Teman
Metode ini memanfaatkan siswa yang telah lulus atau telah berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih dan pembimbing (asisten guru). Metode yang dipakai terserah kepada siswa pembimbing tersebut.
Yang perlu diperhatikan :
a. bila hal ini merupakan pengalaman yang pertama bagi siswa pembimbing, maka guru harus mengawasi dan mengarahkan siswa pembimbing terlebih dahulu.
b. Setelah siswa pembimbing mengenal tugas tersebut, maka ia mulai dilatih keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya.
c. Setelah siswa yang dibimbingnya berhasil/lulus, maka ia menjadi pembimbing bagi siswa yang lain.
Metode ini dapat dilaksanakan dalam situasi :
a. Semua tahap yang membutuhkan latihan satu persatu.
b. Latihan kerja, latihan formal dan magang
Kelemahan :
a. Terbatasnya siswa yang dapat dilatih sebagai pembimbing dalam satu periode tertentu.
b. Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.
17. Metode Pemecahan Masalah (Brainstorming)
Metode ini merupakan metode yang merangsan berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru hanya melihat jalan pikiran siswa, pendapat, serta motivasi mengeluarkan pendapat siswa. Jangan sekali-kali tidak menghargai pendapat siswa sekalipun pendapat tersebut salah menurut guru.
Metode ini dapat dilaksanakan bila siswa telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula, tetapi metode ini perlu diwaspadai karena akan menimbulkan rasa frustasi di kalangan siswa karena tidak menemukan solusi dari proses yang kita lakukan. Akan tetapi guru dapat menggambarkan bahwa yang diminta adalah buah pikiran dengan alasan-alasan rasional, bukan hanya sekedar solusi.
18. Metode Studi Kasus / Penugasan
Merupakan suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung, masalah, kejadian, atau situasi tertentu yang telah dipersiapkan guru. Kemudian siswa ditugasi untuk mencari alternatif pemecahanan.
Dalam melaksanakan tugas ini siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan nyata. Tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan untuk mandiri, jujur, mengembangkan pola fikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu tugas yang harus dipecahkan.
Metode ini dapat diterapkan bila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang masalah yang disampaikan.
19. Metode Insiden
Metode ini hampir sama dengan metode studi kasus, akan tetapi siswa dibekali denagn data dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa. Mereka harus mencari data tambahan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka tentang kejadian dan peristiwa tersebut. Data ini sudah tersedia di sekolah dan ada pada guru, maka guru mempersiapkan data itu untuk diberikan kepada siswa yang
membutuhkannya.
Metode ini memiliki keunggulan dibanding studi metode kasis, siswa belajar memahami suatu permasalahan, kemudian berusaha memecahkannya. Dalam hal ini akan menumbuh kembangkan cara berfikir siswa sebagaimana yang dikehendaki dalam studi mandiri, siswa berfikir kritis dan kreatif.
20. Metode Seminar
Metod ini merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik atau masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif, dan kepada mereka dibebankan tanggung jawab untuk mendapatkan solusi dari topik atau masalah yang diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber.
Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topik pembicaraan adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah kehidupan sehari hari. Sebuah seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan kesepakatan semua peserta. Malahan tidak jaran, seminar melahirkan rekomendasi dan
resolusi.
21. Metode Simposium
Metode ini adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainaya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri dari beberapa pembicara, sedikitnya dua orang. Tetapi simposium berbeda dengan panel di dalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota simposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu.
Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titik tolak yang berbeda-beda.
Bentuk pola lain metode simposium dapat dikelompokkan pada sejumlah aspek, dan setiap aspek disoroti tersendiri dan khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan. Bagian prasana menyiapkan tulisan yang dibagi-bagikan kepada peserta dan diadakan sanggahan dari ahli tertentu yang disebut penyanggah utama. Pendengar dapat memberi pandangan umum dan pertanyaan sesudah penyanggah utama.
22. Metode tutorial
Metode ini merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikan tentang msalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara periodik. Metode ini biasanya dilakukan pada SLTP terbuka, paket B, C, dan belajar jarak jauh dengan tatap muka yang terjadwal.
23. Metode deduktif
Metode ini merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Guru menjelasakan teori-teori yang telah ditemui para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh. Seperti makhluk yang bernyawa akan mati. Manusia, binatang, dan tumbuhan adalah makhluk bernyawa, maka ia akan mati.
Metode ini tepat dipergunakan bila :
a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
b. Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis.
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik.
d. Waktu yang tersedia sedikit.
24. Metode induktif
Metode ini dimulai dengan pemberian berbagai kasus , fakta , contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras menemukan atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut metode discovery atau socratic.
Metode ini tepat dipergunakan manakala :
a. Siswa telah mengenal atau mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
b. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan, dan pengambilan keputusan.
c. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertannyaan, terampil mengulang pertannyaan, dan sabar.
25. Metode Computer Assisted Learning (CAL)
Metode ini digunakan untuk kegiatan belajar yang berstruktur, dimana komputer diprogramkan untuk permasalahan-permasalahan (sistem Pakar). Siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut atau mencari jawaban dengan mempergunakan komputer dan seketika itu juga jawaban siswa diproses secara elektronik. Dalam beberapa detik siswa sudah mendapat jawaban atau umpan balik jawaban tersebut. CAL
memberikan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan masing-masing mereka.
Metode ini dapat dipergunakan pada setiap tingkat pengetahuan dari yang sederhana sampai pada yang paling kompleks.
Kelemahan :
a. Pengembangan program membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
b. Pengadaan dan pemeliharaan alat mahal.

Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002:14).
Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok.
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis; anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi; jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin; sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
a) Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b) Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c) Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d) Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

Model pembelajaran kooperatif tidak terlepas dari kelemahan di samping kekuatan yang ada padanya. Kelemahan tersebut antara lain terkait dengan kesiapan guru dan siswa untuk terlibat dalam suatu strategi pembelajaran yang memang berbeda dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan. Guru dapat secara berangsur-angsur mengubah kebiasaan tersebut. Ketidaksiapan guru untuk mengelola pembelajaran demikian dapat diatasi dengan cara pemberian pelatihan yang kemudian disertai dengan kemauan yang kuat untuk mencobakannya.
Sementara itu, ketidaksiapan siswa dapat diatasi dengan cara menyediakan panduan yang memuat cara kerja yang jelas, petunjuk tentang sumber yang dapat dieksplorasi, serta deskripsi tentang hasil akhir yang diharapkan, sistem evaluasi, dsb.
Kendala lain adalah waktu. Strategi pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang cukup panjang dan fleksibel, meskipun untuk topik-topik tertentu waktu yang diperlukan mungkin cukup dua kali tatap muka ditambah dengan kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran.

Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berpijak pada beberapa pendekatan yang diasumsikan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Pendekatan yang dimaksud adalah belajar aktif, konstruktivistik, dan kooperatif. Beberapa pendekatan tersebut diintegrasikan dimaksudkan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Belajar aktif, ditunjukkan dengan adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktifitas fisik semata. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok.
Siswa dibebaskan untuk mencari berbagai sumber belajar yang relevan. Kegiatan demikian memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan kelompoknya, sebagai media untuk mengembangkan pengetahuannya.
http://riyadi.purworejo.asia/2009/07/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Pengikut